Anak sekarang ya, lebih pinter dari orang tuanya!
Umur 4 tahun masyaallah udah hafidz qur’an!
Bandel banget, tiap hari nonton youtube, ngerusak tuh emang!
Kalau ditinggal ngapa-ngapain saya kasih youtube anak-anak udah anteng deh!
Saya larang anak saya pakai youtube, game dsb. Mending beli mainan aja terus main tanah ama anak tetangga!
Berbagai macam selentingan percakapan yang saya dengar tentang perkembangan kondisi anak jaman sekarang. Sebagian memuji dampak positif tekhnologi sebagian pula menganggap toxic untuk tumbuh kembang anak. Sebenernya memang orang tua yang dapat memilah dan mempergunakan tekhnologi dengan semestinya dan seperlunya. Namun tak dapat diasingkan tekhnologi akan menarik kesenangan anak dengan berbagai cara yang menarik dan unik, tapi tetap diperhatikan pula agar tidak berlebihan.
Lihat saja berbagai macam tekhnologi edukasi anak-anak yang semakin menarik perhatian mereka untuk belajar dengan visualisasi yang menarik, bahasa yang mudah dimengerti, audio yang ringan didengar dan desain yang warna-warni menjadi daya tarik bagi mereka yang mulai menyukai berbagai macam hal sebagai hobi awal dimasa kanak-kanaknya.
Saya memiliki keponakan yang berumur 4 tahun, hyperaktif, cantik, suka bermain dan mudah menangkap pesan dan menirukan apa yang orang lain lakukan disekitarnya, baik itu buruk ataupun tidak jika orang melakukan hal tersebut ia bisa saja mempraktikkannya tanpa disuruh.
faela kok gitu sekarang | faela kok ngomong gitu, diajarin siapa kamu ? | sikapnya gaboleh gitu nak, gabaik
Hofaela Zahira Holik namanya yang menjadi cover tulisan ini adalah ponakannku itu. Hebat! Aktif! Menggemaskan!. Namanya juga anak-anak ada beberapa sikap dan sifat lainnya yang menjengkelkan bahkan buruk jika tidak di didik dari sekarang oleh orang tuanya. Sayapun kadang suka menasihati akan hal – hal yang tidak baik jika diteruskan dan dibiasakan biar gak tuman.
Sikap prihatin juga tak hanya ada pada anak usia dini, anak sekolah yang sudah menginjak remajapun menjadi sorotan perhatian pembanding pada anak jaman dulu, bukan perkara akademis, namun tata krama, sikap, sifat dan tingkah laku bisa membuat guru lebih pusing tujuh keliling. Perbedaan yang cukup jauh antara anak jaman doloe dan anak millenials sekarang ini. Positif dan negatif yang seimbang, alangkah baiknya kita tauladani yang baik-baiknya aja yah!
1. Dipukul Tapi Tidak Memukul
Alumnus SD Keraton 1 Bangkalan dan SMP 4 Bangkalan, saya juga dikelilingi anak yang bandel dan nakal. Dipukul oleh guru, dicubit, dijewer bahkan dinasehatipun tetap biasa dan mengaku bersalah. Ngadu ke orang tua mungkin beberapa dan ada pastinya, namun orang tuapun malah berterima kasih akan hal yang diajarkan oleh guru. Ketika di rumah anaknya adalah tugasnya untuk mendidik, tetapi jika di sekolah guru yang berkewajiban untuk mendidik mereka.
Pukul saja bu kalau nakal-nakal
Walaupun sudah beberapa tahun silam ucapan itu banyak yang meng-iya-kan pada obrolan kami ketika membahas masa-masa sekolah. Pemberitaan yang beredar dan sering terjadi kini adalah murid melawan kepada gurunya. 3 Februari 2018 lalu telah melayangkan nyawa seorang guru kesenian SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang, Madura. Sontak membuat netijen geger dan buah bibir para guru dan murid-murid yang terindikasi nakal sebagai cerminan akan sikap mereka.
Perisitiwa lainnya mungkin masih ada saja, seperti melaporkan guru yang tidak terima anaknya dipukuli bahkan menyalahkan gurunya akan hal tersebut. Tetap tak membalas bahkan pada akhirnya menjadi orang-orang hebat seperti polisi, tentara, AL, AU dan sebagainya yang berterimakasih akan didikan gurunya dimasa lalu.
2. Tata Krama dan Sopan Santun
Senakal-nakalnya temanku pada masa sekolah, ia masih memiliki banyak sekali sikap yang bisa diperbaiki dan tata krama yang baik. Walaupun sering kali dimarahi mereka menggunakan bahasa yang sopan dan santun juga sikap yang menundukkan kepala apabila dimarahi oleh salah satu guru. Menyapa disaat guru berada diluar dengan santun dan tidak mempermainkan guru yang lagi mengajar. Akun-kaun receh ataupun portal berita di instagram kerap kali membagikan postingan anak-anak yang mengejek gurunya secara terang-terangan, bahkan divideo tanpa merasa bersalah. Merosotnya sikap seperti ini perlu ditiru oleh jaman anak millenials, nakal dan bandel sewajarnya ya gaes tapi tetap anut tata krama yang baik dan sopan santun.
3. Bully Tak Berlebihan
Membully memang hal yang sangat ditakutkan karena dapat menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak. Kematian, menyendiri dan sebagainya memang memicu mental seseorang. Jaman saya sekolah, membully tak berlebihan seperti saat ini yang beredar hingga ras dan agama juga menjadi hal yang sensitif bahkan dipermalukan dengan menyebar luaskan di instagram ataupun sosial media. Sikap dan perbuatan yang saling mengolok-ngolok atatupun mengejek kekurangan seseorang dan permasalahan di hidupnya harus diberantas karena bisa merusak moral bangsa kedepannya dan dapat berakibat fatal pada peroses mental seseorang.
eh yang dulu diejek anak tukang sapu sekarang dah jadi tentara
Korban bullying sering menjadi pemicu orang melakukan hal positif ataupun negatif, tapi jika kamu atau akupun yang pernah menjadi korban bullying diwaktu SMP dengan olokan “kurus tinggi langsing dada rada” kini hanya bisa memasang muka malu-malu bersalah karena saya yang sekarang tak lagi dada rata haha. Hey, bukan oplas ya say tapi ada keterlambatan hormon yang membuat proses pertumbuhan remajaku tidak seperti lainnya. No worries jika fisik kalian di bully tunjukkan dilain hari kalian bisa lebih cantik daripada mereka loh!
4. Dewasa Pada Waktunya
Culun amat gaya saya dan teman-teman dulu, pakek lipstik saja semacam kaku malah menjadi sorotan teman-teman di kelas. Berpakaian rapih sesuai walalupn agak melenceng tapi tetap dilakukan penegasan hukum agar jera, misalnya roknya diatas lutut lalu digunting agar cepat diperbaiki, rabut bermodel pemain band juga diguntuk semrawutan agar tetap segera dipotong dengan rapih dan berbagai hal laiinya yang sangat menarik untuk coba diingat ingat kembali.
Jaman sekarang liat anak millenials rata-rata berpakaian bak anak dewasa yang belum waktunya dan meniru berbagai macam kebiasaan yang bertebaran di media sosial. Harusnya buat anak kuliahan, eh malah dipakai anak SMP ininih yang bikin kita semakin miris dengan gaya dan perlakuan anak jaman sekarang. Baiknya adalah pengawasan orang tua dan tontonan yang positif lebih banyak dihadirkan.
5. Malu-Malu membahas Percintaan
Rina Love Ridwan
Cie Alin sama Rudi
Suka gemes banget kalo ada cuitan beginih, dan mereka pada kesel gitu tapi mungkin aslinya sama-sama suka yah gak gengs, Etapi kalo anak jaman sekarang uh udah jauh bet dah mainnya, udah berstatus pacaran, papa mamah, ayah bundan, ayang bebs dan lainnya. Jatuhnya bukan lucu lagi, tapi malah gak wajar karena hal yang begini bisa merusak masa depan apalagi udah ada yang punya sosial media dan mereka pamer sana sini. Udah tahu kan ya netijen indonesia kalau ngomentari seperti mie abang adek level 10 puedes amat.
Rindu banget masa sekolah dulu, hal-hal yang seperti ini juga butuh pengawasan dari orang tua atau kepedulian kakak dan orang sekitar ada anak-anak yang belum waktunya bisa tetap pada porsinya.
Ada lagi gak gaes yang menurut kalian anak jaman dulu perlu ditiru sikapnya ? atau ada hal yang lebih baik lagi ?