5ribu aja buk, bungkus!
mahal amat buk, disebelah juga gaksegitu mending disebelah aja!
20ribu aja wes, aku beli semua dah!
Sering terdengar walaupun jarang sekali ke pasar. Memang terlihat sangat mudah dan merasa bahwa tawar menawar perihal yang lumrah. Namun, sewajarnya saja agar kelangsungan hidup mutualismenya seimbang.
Dulu semasa TK hingga SD aku suka banget berjualan di pasar Jendral Ahmad Yani Bangkalan yang sekarang tergusur menjadi Gedung Serbaguna Rato Ebuh dengan nenek, bisa dibilang cita-citaku ingin berjualan sejak kecil gegara hal tersebut. Bagi anak kecil sepertiku hanya sebagai main-mainan berjualan, tidak memperhitungkan untung rugi.
Beli apa buk ?
Berapa buk ?
Bungkus ya buk, segini totalnya!
Lihai banget masalah berjualan, anyaman janur yang membentuk seperti wadah pembungkus fitrah zakat beras adalah barang yang dijual oleh nenekku yang biasa kusebut dan orang madura katakan yaitu “ktombuh”. Lafalnya bakal sangat berbeda apabila kamu praktikkan juka bukan orang madura bahkan lucu lah ya. nanti aku ajarin yah berbagai macam bahasa madura yang aku pahami.

by : cduckies
Berjualan dipasar memang harus siap digalakin, diomelin, bahkan dicaci sama pembeli. Yagimana ya, emang seperti itu adanya perlikau manusia dan harus dihadapi. Kalau nenekku berjualan hanya musiman saja dan tidak terlalu banyak tawar menawar karena keperluan mendekati idul fitri dan tradisi “ktombuh” sebagai wadah beras fitrah yang berisikan 2 samapi 4 buah lilin juga ada satu pakem (salah satu bumbu masak) menjadi satu paket untuk dizakatkan. Mengapa begitu ? Nah! Kalau tertarik nanti aku kupas deh.

by : cduckies
Keuntungan Penjual Tak Seberapa
Jika harga ikan udang 1/2 kg Rp 28.000 dari tengkulak, ia hanya mengambil untuk kisaran Rp 500,- hingga Rp 1500,- itupun jika semua dagangannya laku, apalagi ikan bisa saja membusuk dari pada jualan lainnya. Keeseokan harinya dijual lagipun sepertinya tidak akan diminati lagi oleh pembeli karena bau tak enak dan tak segar. Berbeda dengan jualan makanan yang awet ataupun barang perkakas seperti sapu lidi, peralatan sederhana tradisional yang tak akan busuk namun sama saja, bahkan tak memperoleh sepeserpun kadang untuk dibawa pulang. Itu yang membuatku kadang melihat dulu keadaan penjualnya bahkan tak pernah kutawar. Semoga rejeki bisa berbagi, karena kebahagiaan penjual bisa memberikan berkah untuk pembelinya.
by : cduckies
Suka Jual Rugi
statement ini memang menimbulkan prokontra, tapi lihat beberapa mimik muka yang tak sengaja dipotret oleh kawanku di beberapa gambar ini menggambarkan sebuah perjuangan, kepenatan, menahan segala beban, tetap berusaha dan keadaan lainnya. Kebanyakan penjual yang menjual ikan, bunga, kelapa, buah-buahan, daun pisang adalah ibu yang setengah lansia dan lansia yang tetap berjuang menafkahi keluarganya walaupun hasilnya tak seberapa bahkan agar tidak meminta ke anaknya. Menjual rugi agar semua dagangannya tak berat ia bawa pulang kerumah lagi dan membawa barang baru untuk esok.

by : cduckies
Tak Berharap Kaya
Untung rugi memang sudah resiko penjual, tapi ada hal-hal yang membuat penjual bertahan yaitu ikhlas dan menjadi rutinitas. Aku ketahui hal tersebut dari nenekku sendiri yang sudah menjalani profesi sebagai penjual pasar, ia hanya mencari kesibukan, capek, letih dan keluhan lainnya ia pikul sendiri karena baginya melanjutkan hidup dan menikmati hidup apa adanya.
Yang penting jualan, rejeki dijemput, selanjutnya biar allah yang atur