Kemajuan perekonomian di Indonesia bisa dilihat dari kekayaan alam dan beragam potensi pariwisata serta kerajinan tangan yang banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbagi menjadi 34 provinsi dengan keanekaragam ciri khas disetiap daerahnya. Dalam satu provinsi saja Indonesia memiliki perbedaan suku, bahasa, adat istiadat serta potensi kerajinan dan nilai wisata didalamnya.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)
Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan program Dayamaya untuk melakukan pengembangkan potensi ekonomi digital di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Banyaknya potensi yang dapat diolah di masing-masing daerah juga demi memajukan semua daerah kepulauan menuju Indonesia Unggul dari sektor ekonomi dan wisata.
Memanfaatkan kemajuan tekhnolgi digital yang mempercepat dan memperluas jaringan dimanapun dan kapanpun, program ini mengajak para pelaku Startup e-Commerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.
Bapak Danny Januar Ismawan, selaku Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah mengutarakan bahwasanya yakin dengan peran serta kalangan startup, komunitas dan UMKM akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik. Melalui peran mereka tersebut diharapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T.
Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Untuk tiga dari 18 inisiatif yang telah berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu :
- Atourin
- Cakap
- Jahitin.
Atourin
sebagai perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offlineuntuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natunamelalui program Dayamaya. Menurut Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi.

Melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia secara tersistem dan dapat dikaji dengan baik dapat meningkatkan awarness para pemandu apalagi dengan memanfaatkan masyarakat lokal sendiri. Dalam pelatihan yang dilakukan secara virtual tersebut diajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Adanya tur virtual ini sangat membantu pengunjung untuk mengobati rasa berliburnya melalui layar digital secara langsung.
Akibat pandemi yang masih dialami pleh seluruh megara di dunia terutama Indonesia yang perlahan mengembalikan nilai jual pariwisatanya dengan mengadakan virtual tour. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Pemanfaatan tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja.
Cakap
adalah platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris.

Dalam kontribusinya, pada tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).
Menurut Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.
“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah.
Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” kata Tommy.
Dengan mengikuti pelatihan, menurut Tommy peserta nantinya akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.
Jahitin
penerapan Jahitin yang merupakan Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow.
Tidak hanya itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.
“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” kata AsriWijayanti.

Sebagai sebuah bangsa, Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, dalam membangun daerah 3T pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari para startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat
pembangunan di daerah 3T.
“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat,
yaitu Berdaya Bersama,” jelas Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.